Skip to content

Dalil Ibadah Tawakal

dan dalil tawakal, dalil bahwasanya tawakal termasuk ibadah adalah firman Allah Ta’ala:

وَعَلَى ٱللَّهِ فَتَوَكَّلُوٓا۟ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ

dan hendaklah kalian hanya bertawakal kepada Allah apabila kalian orang-orang yang beriman.

(Qs. al-Maidah: 23)

Allah mengatakan, فَتَوَكَّلُوٓ. dan ini adalah perintah. hendaknya kalian bertawakal kepada Allah.

dan apabila Allah memerintahkan sesuatu berarti sesuatu tersebut dicintai oleh Allah dan apabila dicintai maka termasuk ibadah, ini menunjukkan tawakkal (ketergantungan) adalah termasuk ibadah.

tidak boleh seseorang bertawakal kepada selain Allah, bertawakal kepada sebab. bertawakal wajib diserahkan hanya kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. adapun manusia, makhluk, hanya lah sebab diantara sebab-sebab. tidak boleh seseorang bertawakal kepada sebab tersebut.

didalam masalah rezeki, misalnya, kita diperintahkan untuk mengambil sebab. bagaimana mendapatkan rezeki tersebut dengan cara yang halal, namun didalam masalah tawakal, ketergantungan, mengharapkam manfaat, maka seseorang hanya bertawakal hanya kepada Allah.

sebab bisa menjadi sebab, dan bisa seseorang tidak mendapatkan sesuatu yang diinginkan dari sebab tersebut karena dia hanyalah sebab.

Allah memerintahkan kita mengambil sebab tapi tidak menyuruh bertawakal kepada sebab

Section titled “Allah memerintahkan kita mengambil sebab tapi tidak menyuruh bertawakal kepada sebab”

Allah Ta’ala memerintahkan kita mengambil sebab tetapi tidak menyuruh kita untuk bertawakal kepada sebab tersebut.

seseorang diperintahkan untuk mengambil sebab kesembuhan dengan mencari obat, pergi ke dokter.

تداووا عباد الله تداووا ولا تداووا بحرام

wahai hamba-hamba Allah hendaklah kalian berobat, dan janganlah kalian berobat dengan sesuatu yang haram.

perintah untuk berobat dan mencari kesembuhan, tapi obat tersebut belum tentu mendapatkan hasil nya atau belum tentu seseorang sembuh dengan sebab tersebut karena itu adalah sebab. kalau Allah menghendaki Allah akan menyembuhkan kita dengan sebab tersebut. kalau Allah menghendaki maka tidak Allah beri kesembuhan dari sebab tersebut.

didalam tawakal, kita hanya bertawakal kepada Allah. dan bertawakal kepada Allah bukan berarti meninggalkan sebab. dan mengambil sebab bukan berarti seseorang tidak bertawakal kepada Allah.

seseorang bisa mengumpulkan diantara dua perkara ini, mengambil sebab dan bertawakal kepada Allah, sebagaimana Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam dahulu memerintahkan sebagian sahabat untuk mengikat ontanya dan bertawakal kepada Allah

اِغْقِلهَا وَتَوَ كَّلْ

hendakah engkau mengikat ontamu,

artinya supaya tidak pergi, hilang; dan ini adalah mengambil sebab.

وَتَوَ كَّلْ

dan hendaklah engkau bertawakal kepada Allah

seorang muslim diperintahkan untuk mengambil sebab sehingga dia mendapatkan kebaikan dan terhindar dari musibah, dan dia diperintahkan untuk bertawakal kepada Allah; tidak bertawakal kepada sebab tersebut

dan didalam hadits rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:

لَوْ أَنَّكُمْ تَوَ كَّلُوْنَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ، لَرُزِقْتُم كَمَا تُرْزَقُ الطَّيْرُ، تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوْحُ بِطَانًا

seandainya kalian benar-benar bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan memberikan rezeki kepada kalian sebagaimana burung-burung diberikan rezeki.

bagaimana mereka mendapatkan rezeki dari Allah? mereka pergi di pagi hari dalam keadaan lapar, dan pulang di sore hari sudah keadaan kenyang perutnya.

inilah makna tawakal yang sebenarnya, yaitu seperti bertawakal nya burung.

burung bertawakal bukan berdiam diri di sarang nya, akan tetapi dia mengambil sebab. di pagi hari dia pergi meninggalkan sarangnya, berusaha, bekerja, kemudian Allah memberikan rezeki dengan sebab usaha yang dia lakukan, pulang di sore hari dalam keadaan sudah kenyang

janji dari Allah bagi siapa yang bertawakal kepada Allah

Section titled “janji dari Allah bagi siapa yang bertawakal kepada Allah”

dan diantara dalil bahwasanya tawakal adalah ibadah, adalah firman Allah:

وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

barangsiapa yang bertawakal kepada Allah maka Allah akan memberikan kecukupan baginya.

(Qs. At-Talaq: 3)

janji dari Allah bagi siapa yang bertawakal kepada Allah, bergantung kepada Allah didalam mendapatkan kebaikan dan didalam terhindar dari musibah, dan mudharat.

barangsiapa yang bertawakal hanya kepada Allah, maka Allah akan memberikan kecukupan.

dan sebaliknya orang yang bertawakal kepada selain Allah, kepada makhluk, kepada wali, orang sholeh yang sudah meninggal, kepada jin; maka dia tidak akan mendapatkan kecukupan. hidup dalam keadaan takut, resah.