Skip to content

Dalil Ibadah Berdoa, Khauf Dan Raja'

beliau mengatakan,

‘dan didalam sebuah hadits,’

الدُّعَاءُ مُخُّ الْعِبَادَةِ

doa adalah inti dari ibadah,

ini adalah dalil diantara dalil-dalil yang menunjukkan bahwasanya doa adalah ibadah.

ومنه الدعاء

diantara ibadah adalah doa

diantara dalilnya bahwasanya doa adalah ibadah, dan tidak boleh diserahkan kepada selain Allah adalah

الدعاء مخ العبادة

dan hadits ini di dhoifkan oleh sebagian ulama, diriwayatkan oleh at-Tirmidzi.

dan ada riwayat lain yang shohih, diriwayatkan oleh Abu Daud, Tirmidzi, an-Nasa’i dan juga Ibnu Majjah, yaitu ucapan nabi shalallahu alaihi wasallam

الدعاء هو العبادة

doa adalah ibadah

ini menunjukkan kepada kita bahwasanya doa adalah salah satu jenis ibadah yang wajib diserahkan hanya kepada Allah Subhanahu wa ta’ala, dan diharamkan untuk menyerahkan doa ini kepada selain Allah

barangsiapa yang berdoa dan meminta kepada selain Allah, siapapun dia maka dia telah melakukan kesyirikan yang besar dan telah melakukan kekufuran yang besar.

dan beliau shalallahu ‘alaihi wassalam ketika mengucapkan hadits ini beliau membaca ayat,

وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِى سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

(Qs. Ghafir: 60)

dan Rabb kalian telah berkata ‘hendaklah kalian meminta kepada Ku (berdoa kepada Ku) niscaya aku akan mengabulkan doa kalian

kata Allah, hendaklah kalian berdoa kepada Ku

perintah dari Allah subhanahu wa Ta’ala pada kita semua agar kita semua berdoa kepada Allah. menunjukkan bahwasanya doa adalah ibadah, karena Allah Ta’ala tidak lah memerintahkan kepada kita dengan sesuatu kecuali apabila sesuatu tersebut dicintai dan diridhoi Allah

إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِى سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

sesungguhnya orang-orang yang sombong dari beribadah kepada Ku.

Allah mengatakan, ‘عَنْ عِبَادَتِى dan di awal ayat Allah menyuruh kita berdoa. menunjukkan bahwasanya doa adalah ibadah.

سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

_sungguh dia akan masuk ke dalam jahannam dalam keadaan hina dina, _

direndahkan oleh Allah, karena dahulu di dunia dia sombong dan tidak berdoa kepada Allah, bahkan menyerah kan doa nya, permintaan nya kepada selain Allah.

berdoa kepada selain Allah, hukumnya syirik

Section titled “berdoa kepada selain Allah, hukumnya syirik”

berdoa kepada selain Allah, hukumnya adalah syirik. syirik disini masuk ke dalam syirik akbar, yang mengeluarkan seseorang dari keislaman seperti seseorang yang berdoa kepada seseorang yang sudah meninggal, baik yang dinamakan dengan wali atau orang sholeh; meminta kepada nya kebaikan atau meminta supaya dihindarkan dari mudharat dengan mengatakan ‘ya Fulan… ya Fulan’, maka ini termasuk berdoa kepada selain Allah. dan ini termasuk kedzoliman yang besar, dan termasuk kesyirikan yang mengeluarkan seseorang dari Islam.

tidak ada yang memberikan mudharat kecuali Allah, tidak ada yang bisa memberikan kepada kita kebaikan kecuali Allah.

seandainya seluruh makhluk berusaha memberikan manfaat kepada kita tapi Allah tidak menghendaki nya maka tidak mungkin bisa memberikan manfaat kepada kita. dan sebaliknya seandainya seluruh makhluk berusaha memberikan mudharat kepada kita, tapi Allah tidak menghendaki nya, maka tidak mungkin mereka bisa memberikan mudharat kepada kita.

وَلَا تَدْعُ مِن دُونِ ٱللَّهِ مَا لَا يَنفَعُكَ وَلَا يَضُرُّكَ ۖ فَإِن فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذًا مِّنَ ٱلظَّٰلِمِينَ

(Qs. Yunus: 106)

janganlah kamu berdoa kepada selain Allah, sesuatu yang tidak bisa memberikan manfaat kepada mu dan juga tidak bisa memberikan mudharat. apabila engkau melakukan nya, maka engkau termasuk orang-orang yang dzolim (mendzolimi dirinya sendiri).

وَإِن يَمْسَسْكَ ٱللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُۥٓ إِلَّا هُوَ ۖ وَإِن يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَآدَّ لِفَضْلِهِ

(Qs. Yunus: 106)

apabila Allah memberikan mudharat kepada mu maka tidak ada yang bisa menyingkap/menghilangkan mudharat tersebut kecuali Dia, dan apabila Allah subhanahu wa Ta’ala menginginkan kebaikan, anugerah, karunia kepadamu, niscaya tidak ada yang bisa menolak dan mencegah anugerah tersebut.

seorang muslim meminta kebaikan hanya kepada Allah Subhanahu wa ta’ala, tidak boleh meminta kepada selain Allah;

meminta kesehatan, rezeki, kesuksesan, meminta nya hanya kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. demikian pula meminta untuk dijauhkan dari mudharat dan juga musibah, tidak boleh meminta nya kecuali kepada Allah. Dia lah Allah yang bisa menghilangkan musibah dan mudharat dari seseorang.

kemudian beliau mengatakan:

dan dalil al-Khauf (الخوف) yaitu rasa takut, yang menunjukkan bahwasanya al-Khauf adalah ibadah, yaitu firman Allah:

فَلَا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ

(Qs. ali Imran: 175)

janganlah kalian takut kepada mereka. takutlah kalian kepada Ku, seandainya kalian benar-benar orang yang beriman.

firman Allah وَخَافُونِ adalah perintah Allah kepada kita semua supaya menyerahkan rasa takut ini hanya kepada Allah.

menunjukkan bahwa al-khauf (rasa takut) adalah dicintai oleh Allah subhanahu wa Ta’ala. semakin seseorang takut kepada Allah, maka akan semakin dicintai oleh Allah.

dan takut yang dimaksud disini adalah rasa takut kepada Allah Subhanahu wa ta’ala, yang menjadikan kita taat kepada Allah, dan menjadikan kita meninggalkan kemaksiatan kepada Allah.

ini adalah takut yang diperintahkan. ini yang dimaksud dengan Al Khaufu Al Mahmud (rasa takut yang dipuji yang Allah perintahkan).

karena ada rasa takut yang tercela, yaitu apabila seseorang berlebih-lebihan didalam rasa takut nya, sehingga menjadikan dia putus asa dari rahmat Allah, dari karunia Allah.

Allah Ta’ala berfirman:

وَلَا تَا۟يْـَٔسُوا۟ مِن رَّوْحِ ٱللَّهِ ۖ إِنَّهُۥ لَا يَا۟يْـَٔسُ مِن رَّوْحِ ٱللَّهِ إِلَّا ٱلْقَوْمُ ٱلْكَٰفِرُونَ

(Qs. Yusuf: 87)

janganlah engkau putus asa dari rahmat Allah. sesungguhnya tidak berputus asa dari pertolongan Allah, dari rahmat Allah kecuali orang-orang yang kafir. adapun orang muslim tidak putus asa dari rahmat Allah

dan Allah mengatakan setelahnya:

إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ

(Qs. ali Imran: 175)

apabila kalian benar-benar orang-orang yang beriman,

menunjukkan bahwasanya khauf ini adalah termasuk cabang-cabang diantara cabang-cabang keimanan.

kalau kita benar-benar beriman kepada Allah, beriman kepada malaikat, beriman kepada kitab-kitab Nya, beriman kepada rasulNya, beriman kepada hari akhir, beriman kepada takdir, hendaklah kita menyerahkan khauf ini hanya kepada Allah Subhanahu wa ta’ala.

dan ada khauf (rasa takut) yang dinamakan oleh para ulama dengan khauf tabi’i yaitu khauf yang merupakan tabiat manusia, artinya apabila seseorang memiliki rasa takut ini maka dia tidak tercela, dan ini bukan termasuk khauf ibadah, tetapi dia adalah khauf yang merupakan tabiat manusia, seperti seseorang yang takut dengan api, atau takut pada mudharat orang lain karena dia merasa bersalah, tabiat manusia memang demikian.

demikian pula seseorang takut dengan api, maka ini termasuk takut yang tabi’i, yang manusia tidak selamat dari nya, bahkan para nabi dan juga para rasul alaihimusslam.

diceritakan didalam Al-Qur’an, nabi Musa ‘alaihimussalam ketika tidak sengaja memukul salah satu dari kaumnya Fir’aun, maka orang tersebut meninggal dunia, maka nabi musa merasa bersalah dan beliau tinggal di kota beliau dalam keadaan was-was (takut), sebagaimana firman Allah:

فَأَصْبَحَ فِى ٱلْمَدِينَةِ خَآئِفًا يَتَرَقَّبُ

(Qs. al-Qashash: 18)

maka jadilah Musa dikotanya dalam keadaan khauf (takut, was-was).

karena beliau merasa bersalah, merasa apa yang beliau lakukan sebuah kesalahan, secara tidak sengaja beliau membunuh salah satu kaumnya Fir’aun.

dan dalil bahwasanya raja’ (harapan) termasuk ibadah adalah firman Allah Ta’ala:

فَمَن كَانَ يَرْجُوا۟ لِقَآءَ رَبِّهِۦ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَٰلِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِۦٓ أَحَدًۢا

(Qs. al-Kahfi: 110)

barangsiapa yang mengharap pertemuan dengan Rabb nya yaitu pada hari kiamat dalam keadaan yang baik maka hendaklah dia beramal dengan amal sholih dan janganlah dia menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun.

Allah mengatakan, maka barangsiapa yang mengharap, menunjukkan bahwasanya mengharap pertemuan Allah adalah termasuk ibadah yang seseorang dipuji apabila dia memiliki rasa raja’ ini kepada Allah Subhanahu wa ta’ala.

semakin seseorang tinggi didalam mengharap kepada Allah, mengharap rahmatNya, karunia Nya, maka semakin dicintai Allah subhanahu wa Ta’ala karena raja’ adalah termasuk ibadah.