Skip to content

Mengapa Kita Mempelajari Tauhid Bag 2

hikmah besar dan tujuan agung untuk apa kita diciptakan

Section titled “hikmah besar dan tujuan agung untuk apa kita diciptakan”

beliau mengatakan, ‘sebagaimana firman Allah Ta’ala:’

وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

(Qs. Adz-Dzariyat: 56)

dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia, kecuali untuk beribadah kepada Ku.

ayat yang ringkas yang menunjukkan tentang hikmah yang besar dan tujuan yang agung untuk apa kita diciptakan oleh Allah subhanahu wa Ta’ala, yaitu untuk beribadah kepada Nya

kemudian beliau mengatakan:

makna dari kalimat ya’budu (menyembah kepada Diriku) adalah mengesakan Aku didalam ibadah. tidak boleh menduakan, tidak menyembah kepada selain Allah.

tidak dinamakan mentauhidkan Allah jika terkadang menyembah Allah dan terkadang menyerahkan sebagian ibadah kepada selain Allah

Section titled “tidak dinamakan mentauhidkan Allah jika terkadang menyembah Allah dan terkadang menyerahkan sebagian ibadah kepada selain Allah”

adapun seseorang apabila terkadang menyembah Allah, terkadang dia serahkan sebagian ibadah kepada selain Allah, maka orang seperti ini tidak dinamakan muwahid (mentauhidkan Allah), dan orang seperti ini dianggap tidak menyembah Allah.

oleh karena itu Allah didalam Al-Qur’an mengatakan (surah al-kafirun)

katakanlah, wahai orang-orang musyrik, aku tidak menyembah apa yang kalian sembah

kalian menyembah manat, lata, uza, menyembah hubbal; menyembah sesembahan selain Allah. demikian pula kalian, tidak menyembah apa yang aku sembah.

saat itu orang-orang musyrikin Quraisy didalam kehidupan sehari-hari menyembah Allah dan juga menyembah kepada selain Allah, oleh karena itu dinamakan musyrikin (menyekutukan Allah subhanahu wa Ta’ala).

oleh karena itu ada diantara mereka yang bernama Abdullah, seperti bapaknya nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wassalam.

abdullah = hamba Allah,

demikian pula mereka menunaikan ibadah haji setiap tahunnya, dan ini menunjukkan bahwasanya mereka menyembah Allah, akan tetapi mereka tidak mengesakan Allah didalam ibadah.

didalam ibadah yang lain, ternyata mereka serahkan ibadah tersebut kepada selain Allah.

ketika mereka terkena musibah, datang kepada jin: meminta perlindungan kepada jin, ketika melewati sebuah lembah, bukan meminta perlindungan kepada Allah, akan tetapi meminta perlindungan kepada raja jin yang ada di lembah tersebut.

dan di dalam ayat, Allah menyebutkan:

mereka apabila berada di tengah laut, mengikhlaskan ibadah nya hanya kepada Allah.

فَإِذَا رَكِبُوا۟ فِى ٱلْفُلْكِ دَعَوُا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ فَلَمَّا نَجَّىٰهُمْ إِلَى ٱلْبَرِّ إِذَا هُمْ يُشْرِكُونَ

(Qs. al-Ankabut: 65)

apabila berada di tengah lautan naik kapal, mereka mengikhlaskan agama nya hanya untuk Allah.

Allah menceritakan ucapan mereka:

لَّئِنْ أَنجَىٰنَا مِنْ هَٰذِهِۦ لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلشَّٰكِرِينَ

(Qs. al-an’am: 63)

_ya Allah seandainya engkau selamatkan kami dari kesusahan kami di tengah lautan, niscaya kami termasuk orang-orang yang bersyukur. _

فَلَمَّا نَجَّىٰهُمْ إِلَى ٱلْبَرِّ إِذَا هُمْ يُشْرِكُونَ

(Qs. al-ankabut: 65)

ketika Alah menyelamatkan mereka ke daratan, tiba-tiba mereka menyekutukan Allah. menyekutukan Allah kembali.

terkadang mereka menyerahkan ibadah kepada Allah, dan dalam keadaan yang lain, mereka menyembah dan menyerahkan ibadah kepada selain Allah.

oleh karena itu dinamakan musyrikun,

tapi di sini (surah al-kafirun) Allah mengatakan kepada nabi Nya untuk mengatakan:

dan kalian wahai orang-orang musyrikin tidak menyembah apa yang aku sembah,

padahal tadi disebutkan bahwa orang-orang musyrikin menyembah Allah, namun kenapa dikatakan disini: mereka tidak menyembah kepada Allah? karena mereka tidak mentauhidkan/meng-Esakan Allah di dalam ibadah.

orang yang tidak meng-Esakan Allah didalam ibadahnya maka pada hakikatnya tidak dinamakan orang yang menyembah Allah.