Skip to content

Diperintahkannya Syariat-syariat Islam yang Lain setelah Kuatnya Aqidah Bagian 2

ada ucapan ummul mukminin Aisyah radhiyallahu anha, ketika pertama kali turun al-Qur’an maka yang pertama kali turun adalah surat al-mufashat. didalamnya ada penyebutan surga dan juga neraka. ketika manusia sudah kuat keislamannya barulah turun tentang masalah halal dan juga haram.

sebelumnya mereka disebutkan tentang jannah, tentang neraka, tentang hari akhir. dikuatkan akidah mereka tentang masalah hari akhir. seandainya ketika awal turun, ayat-ayat yang turun misal yaa ayyuhannas la tasyrabul khamr (jangan kalian minum minuman keras), niscaya mereka akan mengatakan (karena imannya lemah), kami tidak akan meninggalkan minuman keras selama-lamanya.

seandainya awal turunnya al-Quran, dikatakan, janganlah kalian berzina, niscaya mereka akan mengatakan, kami tidak akan meninggalkan zina selama-lamanya.

ini menunjukkan bagaimana menanamkan aqidah, keyakinan tentang surga, neraka tentang hari akhir; barulah setelah itu ada perintah dan larangan dengan mudah mereka akan mentaati.

ibadah yang disyariatkan setelah kuatnya aqidah

Section titled “ibadah yang disyariatkan setelah kuatnya aqidah”

beliau kemudian menyebutkan contoh-contoh ibadah yang disyariatkan setelah itu.

seperti contohnya zakat. ini disyariatkan setelah nabi shallallahu alaihi wasallam di kokta madinah. dan zakat perkara yang berat bagi jiwa. karena seseorang mengeluarkan hartanya. dan dia mendapatkan harta bukan dengan cara yang mudah. maka tidak mungkin keluar harta tersebut dari dia kecuali apabila didasarkan yakin dan juga keimanan. didasari oleh akidah.

datang perintah untuk mengeluarkan zakat, maka dengan mudah, karena dia beriman dengan hari akhir, harta yang saya keluarkan tidak akan kemana-mana, itu harta saya yang sebenarnya. kapan saya mendapatkannya? ketika nanti di hari akhir. maka dengan mudah dia keluarkan ketika sudah ada akidah yang kuat didalam hatinya.

puasa juga demikian. didalamnya ada masakhoh (meninggallkan makanan dan minuman), 1 hari, padahal dia tetap bekerja. kalau didalam hatinya tidak ada keimanan (akidah) yang kuat, maka tentunya sangat berat bagi seseorang untuk melakukan puasa tadi.

dan keyakinan dia bahwa apa yang disyariatkan oleh Allah pasti hikmah. maka dengan lapang dada, dengan senang hati; dia berpuasa.

demikian haji. bukan amalan yang mudah. ada pengorbanan harta, pengorbanan fisik. kalau didalam hatinya tidak ada akidah (keimanan yang kuat), dia tidak akan keluar dari rumahnya menuju ke mekkah, kemungkinan dia kembali, atau kemungkinan dia tidak kembali. tapi ketika ada akidah, mudah sekali mereka melaksanakan haji tersebut. dengan lapang dia pergi dan penuh dengan kerinduan bertemu dengan Allah, mengunjungi rumah Allah, dan seterusnya.

demikian pula adzan. disyariatkannya ketika beliau berada di kota madinah.

demikan pula jihad, didalamnya juga ada masakhoh.

demikian pula amar ma’ruf nahi mungkar, didalamnya juga ada masakhoh. ada rasa berat, karena beramar ma’ruf nahi mungkar bukan perkara yang ringan. seseorang melawan hawa nafsunya dan melawan hawa nafsu manusia, dan resikonya kalau melawan hawa nafsu manusia maka akan dimusuhi oleh manusia, disakiti oleh manusia. sehingga orang yang beramar ma’ruf nahi mungkar ada resikonya.

يَٰبُنَيَّ وَأۡمُرۡ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَٱنۡهَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَٱصۡبِرۡ عَلَىٰ مَآ أَصَابَكَۖ

hendaklah engkau beramar ma’ruf nahi mungkar, dan bersabar atas apa yang menimpamu

karena orang yang beramar ma’ruf nahi mungkar ada resikonya, dikata-katai, dhina oleh manusia. tapi kalau sudah ada akidah didalam hatinya, meyakini bahwasanya mereka mengucapkan atau melakukan sesuatu itu dengan kehendak Allah. mereka tidak mungkin memudhoroti saya kecuali dengan takdir Allah.

dan seandainya saya bersabar, Allah akan memberikan pahala di hari akhir. kemudian keyakinan supaya kita tidak takut kepada manusia, dan seterusnya. dia menghadirkan akidah, keyakinan-keyakinan sehingga dia menjadi orang yang mudah sekali beramar ma’ruf, mudah sekali untuk melarang manusia dari kemungkaran.

tidak ada rasa tidak enak, takut kepada manusia. ini semua terjadi dan diturunkan syariatnya setelah kuatnya akidah didalam dada-dada kaum muslimin.