Skip to content

Landasan Ketiga Ma'rifatu Nabiyyikum Muhammad - Peristiwa Isra' Miraj dan Perintah Wajibnya Shalat Lima Waktu

dan setelah sepuluh tahun, maka beliau diangkat ke atas (Mi’raj)

ini terjadi pada tahun ke-10 kenabian. ini pendapat yang lebih kuat, wallahu ta’ala a’lam

dan ditahun itu sebelum beliau di mi’raj kan, ketika semakin keras ujian pertentangan dakwah, semakin dahsyat permusuhan orang-orang Quraisy kepada beliau shallallahu ‘alaihi wasallam.

ketika keadaan genting-gentingnya, Allah memberi ujian; orang yang selama ini meringankan beben beliau, meninggal di tahun yang sama.

yang pertama Abu Tholib. beliau dalam keadaan tenang, nyaman, ketika Abu Tholib masih dalam keadaan hidup, abu Tholib meskipun sudah tua, tapi dengan kedudukan dia; dia berusaha membela mati-matian rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam; beliau bersama orang-orang dari bani Hasyim, baik yang muslim maupun yang kafir.

orang kafir nya membela beliau shallallahu ‘alaihi wassalam karena satu kabilah. meskipun beda akidahnya, orang-orang arab demikian; salah atau benar mereka bela.

tidak ada yang berani mendekati beliau shallallahu ‘alaihi wasallam ketika abu tholib dalam keadaan masih hidup.

demikian juga khadijah, yang dengan akhlak dan ucapan beliau; meringankan beban dan ujian nabi muhammad shallalllahu ‘alaihi wasallam; apalagi beliau dengan hartanya membantu nabi,

maka tentunya ketika meninggal keduanya, rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sangat kehilangan. dan itu yang terjadi. dakwah yang semakin gencar permusuhannya dari musuh-musuh Allah, ditambah lagi orang-orang yang dekat dengan beliau, yang selama ini memiliki peran yang besar di dalam dakwah beliau; ternyata mereka meninggal.

sedih yang dalam yang beliau rasakan saat itu.

maka Alllah dengan hikmah Nya, berkenan untuk menghibur nabiNya dengan hiburan yang luar biasa, diperlihatkan kepada beliau; tanda-tanda kekuasaan sangat besar, yaitu diangkat beliau ke langit. melihat keindahan dunia, melihat makhluk-makhluk Allah yang luar biasa di atas sana. selama ini di dunia, kita tidak melihatnya kecuali benda yang kecil yang jauh sekali. tidak melihat hakikatnya, melihat bagaimana luasnya langit. dan semuanya adalah milik Allah.

dan ternyata yang terjadi di mekkah, didunia; adalah perkara yang sangat kecil dibandingkan dengan alam semesta yang sangat besar.

kemudian beliau ke langit dunia, bertemu dengan sebagian nabi. naik lagi ke atas, langit kedua, bertemu dengan sebagian nabi. melihat berbagai tanda kekuasaan Allah. bahkan bertemu jibril dalam keadaan jibril bentuknya yang asli.

kemudian melihat sidratul muntaha. kemudian melihat al jannah dan melihat an nar. bahkan beliau mendengar kalam Allah, yang selama ini mengutus jibril (atau melewati perantara).

tentunya ini adalah hiburan yang luar biasa, yang hilang dengan ini semua; beban, segala kegelisahan, dan segala kesedihan. dan semakin yakin dengan janji Allah

diangkat kepada Allah. diangkat keatas

dan yang diangkat adalah bihi (diri beliau, baik jiwa ataupun raga beliau). ini adalah pendapat yang benar. bukan hanya sekedar nyawa beliau saja.

oleh karena itu Allah mengatakan,

Maha suci Allah yang telah menggerakkan hambaNya

ab dihi (hambaNya). seseorang dinamakan hamba, dengan jiwa dan raga nya.

abdun itu terdiri dari jiwa dan raga.

kemudian disana beliau diwajibkan kepada beliau 5 sholat, yaitu sholat 5 waktu yang asalnya sebenarnya adalah 50 kali. kemudian beliau meminta keringanan kepada Allah, sehingga menjadi 5 kali. 5 kali tapi tetap pahalanya 50 kali. dilipatgandakan oleh Allah.

barangsiapa yang datang dengan satu kebaikan, maka akan dilipatkan oleh Allah 10 kebaikan

termasuk diantaranya 5 sholat yang diwajibkan atas kaum muslimin.

dan ini menunjukkan keutamaan sholat 5 waktu, karena dia diwajibkan diatas yang lain.

adapun yang lain, seperti zakat, puasa, haji; maka diwajibkan dibumi. langsung disampaikan oleh Allah. dan ini menunjukkan tentang keutamaan sholat ini.

dan awal disyariatkan shalat yang 4 rakaat, asalnya adalah 2 rakaat. kecuali sholat maghrib. subuh 2 rakaat, dzuhur 2 rakaat, asar 2 rakaat, maghrib 3 rakaat, isya 2 rakaat.

ketika Allah mewajibkan sholat, maka Allah mewajibkannya 2 rakaat, 2 rakaat, baik diwaktu bepergian ataupun diwaktu dalam keadaan mukim.

kemudian setelah itu, setelah nabi shallallahu ‘alaihi wasallam hijrah ke kota madinah, ketika hadhor (dalam keadaan mukim) ditambah ; yaitu dzuhur menjadi 4 rakaat, dan asar menjadi 4 rakaat, dan sholat isya menjadi 4 rakaat.

adapun dalam keadaan safar, maka tetap seperti awal

jadi kalau orang safar, sholatnya subuh 2 rakaat, dzuhur 2 rakaat, asar 2 rakaat, maghrib 3 rakaat, isya 4 rakaat.

kemudian setelah diturunkan kewajiban sholat 5 waktu tadi, beliau sholat di mekkah selama 3 tahun.

maksudnya, setelah diturunkan kewajiban tadi sampai beliau diperintahkan untuk hijrah, yaitu tahun ke- 13. jadi tahun ke-11, 12, 13; disitu beliau 3 tahun pertama melaksanakan kewajiban sholat 5 waktu tadi.