Landasan Ketiga Ma'rifatu Nabiyyikum Muhammad - Hikmah di Prioritaskannya Dakwah Tauhid - bagian 2
diantara hikmah sebab para nabi dan juga rasul memulai dakwahnya dengan tauhid
- karena orang yang sudah masuk didalam hatinya tauhid maka dengan mudah dia menerima perintah dan dengan mudah dia meninggalkan larangan.
tauhid yang ada didalam hatinya menggugah dia untuk beramal sholeh. pengagungan dia terhadap Allah menjadikan dia ketika dia diperintahkan maka dia langsung melaksanakan perintah tadi. takut kalau sampai tidak melaksanakan perintah Allah maka nanti akan menyimpang, terjerumus kedalam kesyirikan yang kecil sampai akhirnya terjerumus ke dalam kesyirikan yang besar.
demikian pula menjadikan dia takut untuk melakukan dosa. karena orang yang sudah kuat tauhidnya maka dia tidak ingin menyekutukan Allah; termasuk diantaranya kalau sudah tinggi tauhidnya tidak ingin menyekutukan Allah dengan hawa nafsunya. ingin nya menundakkan dirinya untuk Allah saja.
kalau hawa nafsu tersebut bertentangan dengan kehendak Allah, maka dia tidak ingin mengikuti hawa nafsunya, karena nawa nafsu tersebut tunduk dengan Allah.
sebagaimana dia tidak ingin menyembah kepada selain Allah, demikian pula dia tidak ingin menyembah hawa nafsunya. maka dia tidak melakukan kemaksiatan. dan ini adalah bagian kesempurnaan tauhid dia kepada Allah.
jadi kalau tauhidnya sudah sampai puncak, sebagaimana 70.000 orang yang dikabarkan oleh nabi yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab.
mereka adalah orang-orang yang mewujudkan benar-benar tauhid
bukan hanya masalah syirik besar yang ditinggalkan. bukan hanya syirik kecil saja dia tinggalkan; kebid’ahan juga dia tinggalkan.
karena kebid’ahan itu mengikuti hawa nafsu, mengikuti selain syari’at Allah. padahal kita harus mengesakan Allah; termasuk didalamnya syari’at; hanya syariat Allah saja yang kita ikuti.
maka mengikuti sunnah, dan menjauhi bid’ah ini bagian dari tauhid.
orang yang sampai puncak tauhidnya, maka dia akan meninggalkan kemaksiatan. karena mengikuti dan melakukan kemaksiatan adalah mengikuti hawa nafsu. dan mengikuti hawa nafsu berarti mentaatinya, seakan-akan menyembah hawa nafsu tersebut.
tauhukah engkau orang yang menjadikan sesembahan dia adalah hawa nafsunya
makanya dakwah para nabi dan rasul dimulai dengan dakwah tauhid, itu adalah dakwah yang shohih, dakwah yang benar.
sehingga setelah nabi shallallahu ‘alaihi wassalam dakwah tauhid ini sudah menancap didalam hati para sahabat. siap mereka untuk menerima perintah, siap mereka untuk menerima larangan. maka setelah itu turunlah secara bertubi-tubi syariat yang lain. dan dengan mudah dilaksanakan oleh para sahabat.
disuruh untuk sholat 5 kali dalam sehari, mudah bagi mereka.
yang wanita, diturunkan kepada mereka kewajiban hijab, langsung mereka laksanakan. dan tidak diundur. disebutkan kisahnya ketika turun perintah untuk menutupi leher mereka dan juga kepala mereka; maka mereka langsung melaksanakan ayat tersebut. langsung pergi kerumah masing-masing. apa yang ada disitu digunakan sebagai khimar.
guru kami didalam kelas pernah membuat perumpamaan ketika menyebutkan keutamaan dakwah kepada tauhid: seandainya seorang datang dihadapkan kepada seorang pasien. dia sedang di uji misal habis kecelakaan; ada yang luka, patah, dan seterusnya; maka seorang dokter yang melihat pasien yang ada didepannya, dia akan melihat mana yang darurat harus segera ditolong, karena yang menimpa ini bermacam-macam; ada yang bisa diakhirkan karena bukan sesuatu yang fatal, tapi ada sesuatu yang fatal yang harus segera ditolong dan ditangani.
demikian pula didalam dakwah ini, kita menghadapi pasien yang seorang manusia yang sebelumnya hatinya bersih (asalnya) ini sudah ada kotoran (kotoran syirik, bid’ah, maksiat). perlu semua dibersihkan. tapi kita sebagai seorang dai yang ingin membersihkan kotoran-kotoran tadi, kita perlu cara dan ilmu untuk membersihkannya. kita mengikuti utusan-utasan Allah didalam membersihkan penyakit-penyakit hati tersebut, yaitu dengan cara memulai yang pertama kali dibersihkan adalah tentang kesyirikan, dimulai dengan tauhid.
dan ini dakwah para nabi dan juga para rasul.
barangsiapa yang menempuh jalan selain jalan mereka didalam berdakwah, maka dia tidak akan berhasil didalam dakwahnya.
bahkan jika ada sebuah aliran yang tidak memiliki perhatian tentang masalah tauhid, ketauhilah bahwasanya aliran tersebut adalah aliran yang sesat.
diantara ciri aliran yang sesat adalah apabila didalam dakwahnya, dia tidak menekankan tentang masalah tauhid.