Skip to content

Landasan Ketiga Ma'rifatu Nabiyyikum Muhammad - Dalil Misi Utama diutusnya Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam - Makna wa Rabbaka

ayat yang selanjutnya, yaitu firman Allah:

وَرَبَّكَ فَكَبِّرۡ

dan Rabb mu, maka hendaklah engkau agungkan Dia

takdirnya asal.

fa kabbir rabba.

tapi didahulukan menunjukkan tentang ihtimam (penguatan)

mengakhirkan sesuatu yang haknya itu tahdimkan atau sebaliknya, memtahdimkan sesuatu yang haknya adalah ditakhirkan.

maka ini ada perhatian yang besar. karena asalnya maf’ul bih itu dibelakang. tapi ini kenapa maf’ul bih nya didepankan, karena menunjukkan penguatan.

وَرَبَّكَ فَكَبِّرۡ

hendaklah engkau mengagungkan Rabbmu

makna وَرَبَّكَ فَكَبِّرۡ

kabbir artinya adhim, maksudnya hendaknya engkau agungkan Dia dengan tauhid.

pengagungan artinya adalah penghormatan, pemuliaan.

cara mengagungkan Allah adalah dengan mentauhidkan Allah didalam ibadah.

sebaliknya orang yang menyekutukan Allah, dia adalah orang yang menghinakan Allah dengan serendah-rendahnya.

orang yang mentauhidkan Allah hakikatnya orang yang mengagungkan Allah dengan sebenar-benarnya. sebaliknya orang yang menyekutukan Allah dengan yang lain pada hakikatnya dia telah menghinakan Allah dan merendahkan Allah dengan serendah-rendahnya.

mengapa bisa demikian?

karena orang yang bertauhid, dia mengesakan Allah didalam ibadah. sesuatu yang memang khusus bagi Allah, dia khususkan bagi Allah. itu namanya penghormatan, pengagungan yang sebenarnya (hakikotu tadhim).

tapi kalau yang khusus tadi kemudian kita bagi-bagi kepada yang lain (diberikan kepada yang lain yang dia tidak berhak sebenarnya), maka ini adalah penghinaan terhadap Dzat yang seharusnya Dia saja yang dikhususkan.

ibadah adalah khusus bagi Allah saja. karena Dia lah yang berhak. Dia lah yang mencipta, memberi rizki, mengatur alam semesta, dan seterusnya.

kalau ada makhluk yang dengan beraninya dia menyerahkan ibadah tadi padahal Allah saja yang berhak, maka ini adalah penghinaan, perendahan kepada Allah. Allah tidak ridho yang demikian. Allah tidak ridho kepada orang yang menyerahkan kekhususan tadi kepada selainnya, meskipun itu kepada manusia yang paling dekat kepada Allah, meskipun itu pada malaikat yang paling dekat pada Allah.

Allah mengatakan:

وَمَا قَدَرُواْ ٱللَّهَ حَقَّ قَدۡرِهِ

(Qs. az-Zumar: 67)

mereka tidak memuliakan Allah dengan sebenar-benarnya

berarti warrabaka fa kabbir, dan Rabbmu hendaklah engkau agungkan. agungkan dengan tauhid.

dalam kalimat takbir

Allahu akbar

diantara makna takbir adalah dakwah untuk bertauhid. karena tauhid adalah perkara yang paling besar yang denganya Dia diagungkan. sehingga seharusnya orang yang memahami makna dan mengulang-ulang kalimat Allahu akbar; dan setiap orang yang membaca Allahu akbar harusnya dia adalah orang yang muwahid (orang yang mengesakan Allah didalam ibadah)

وَرَبَّكَ فَكَبِّرۡ

وَثِيَابَكَ فَطَهِّرۡ

(Qs. al-Mudatsir: 3-4)

dan pakaianmu hendaklah engkau bersihkan dia

yang dimaksud dengan pakaian disini adalah hendaklah engkau bersihkan amalanmu dari kesyirikan.

yang dimaksud dengan siya (pakaian) adalah amalan.

amal yang kita lakukan diibaratkan dengan pakaian yang kita pakai, perhiasan yang kita pakai. maka bersihkan amalanmu dari kesyirikan. jangan dikotori amalan tersebut dengan kesyirikan. jangan dikotori ibadah kalian dengan kesyirikan. jadikan dia kholis (bersih)

ketahuilah bahwa ibadah yang bersih, agama yang bersih

kholis artinya bersih.

orang yang ikhlas adalah orang yang bersih ibadahnya dari riya’, sum’ah

dinul kholis adalah agama yang bersih. bersih dari kesyirikan.

kalau memang disitu ada kotoran, thohir; karena mereka (orang-orang musyrikin) ketika beramal masih campur dengan kesyirikan.

maka Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan nabiNya untuk membersihkan amalannya dari kesyirikan.

tohhir a’ama..

berarti ayat yang pertama, yang kedua, yang ketiga dan yang keempat; berturut-turut dakwah kepada tauhid, membersihkan ibadah dari kesyirikan dan seterusnya