Landasan Ketiga Ma'rifatu Nabiyyikum Muhammad - Kerasulan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam
وأرسل بالمدثر
beliau menjadi seorang rasul dengan al-Mudatsir (yaitu ayat 1-7 dari surat al-Mudatsir).
ursila ( أرسل ), maksudnya adalah resmi menjadi seorang rasul.
dengan nya Beliau resmi menjadi seorang rasul setelah sebelumnya ketika turun Iqra beliau menjadi seorang nabi.
turun dari gunung, pergi ke rumah dalam statusnya masih menjadi seorang nabi, yaitu orang yang diwahyukan (orang yang dikabarkan).
adapun rasul. baru beliau resmi menjadi seorang rasul ketika diturunkannya:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلْمُدَّثِّرُ
sampai ayat yang ke-7
dinamakan rasul karena Beliau diutus kepada kaum yang menyelisihi, yaitu menyelisihi rasul tersebut didalam tauhid.
sehingga nabi Adam alaihissalam adalah nabi, karena dia diutus kepada kaum muwahdin.
adapun Nuh alaihissalam, ketika diutus, diutus kepada orang-orang yang menyelisihi didalam tauhid. sehingga beliau adalah rasul.
nabi yang pertama adalah nabi Adam. rasul yang pertama adalah Nuh alaihissalam.
kaum nabi Nuh adalah kaum yang pertama kali menyimpang dalam masalah tauhid. terjerumus kedalam kesyirikan.
ini adalah pendapat yang lebih dekat tentang perbedaan antara nabi dan juga rasul.
adapun yang mengatakan, bahwasanya nabi itu diwahyukan tapi tidak diperintahkan untuk menyampaikan; dan rasul itu diwahyukan dan diperintahkan untuk menyampaikan; maka ini (meskipun adalah pendapat jumhur), tapi pendapat yang lebih kuat (wallahu ta’ala a’lam) bahwasanya baik nabi dan juga rasul, dua-dua nya diutus dan diperintahkan untuk berdakwah.
dalil yang menunjukkan bahwasanya nabi juga diutus dan juga diperintahkan untuk berdakwah,
Section titled “dalil yang menunjukkan bahwasanya nabi juga diutus dan juga diperintahkan untuk berdakwah,”yaitu firman Allah Ta’ala:
وَمَآ أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ وَلَا نَبِىٍّ إِلَّآ إِذَا تَمَنَّىٰٓ أَلْقَى ٱلشَّيْطَٰنُ فِىٓ أُمْنِيَّتِهِۦ فَيَنسَخُ ٱللَّهُ مَا يُلْقِى ٱلشَّيْطَٰنُ ثُمَّ يُحْكِمُ ٱللَّهُ ءَايَٰتِهِۦ ۗ وَٱللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
(Qs. al-Haj: 52)
dan tidaklah Kami mengutusmu sebelummu seorang rasul dan tidak pula nabi.
menunjukkan bahwasanya baik nabi maupun rasul, dua-duanya diutus oleh Allah kepada manusia.
kalau diutus kepada manusia, keduanya mursal (diutus).
dan kalau namanya utusan, kedua-duanya dia akan menyampaikan. bukan hanya sekedar datang kemudian kembali; tapi dia akan datang kemudian dia akan menyampaikan.
dua-duanya diperintahkan untuk tabilq (menyampaikan).
menunjukkan bahwasanya:
- ayat ini menunjukkan perbedaan antara rasul dan nabi.
- menunjukkan bahwasanya rasul dan nabi; keduanya diperintahkan untuk menyampaikan.
didalam sebuah hadits, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah dinampakkan ketika mi’raj; umat-umat dan juga nabi nya.
عُرِضَتْ عَلَيَّ الأُمَمُ، فَرَأَيْتُ النبيَّ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ ومعهُ الرُّهَيْطُ، والنبيَّ ومعهُ الرَّجُلُ والرَّجُلانِ، والنبيَّ ليسَ معهُ أحَدٌ
dinampakkan kepadaku, umat beserta nabinya.
aku melihat seorang nabi, dan bersamanya ar-rahtu (beberapa orang—mereka ini adalah umatnya). dan aku melihat seorang nabi, bersamanya seorang laki-laki dan dua orang
(ada seorang nabi yang memiliki satu pengikut, dan ada seorang nabi yang memiliki dua pengikut).
dan ada seorang nabi yang tidak memiliki pengikut sama sekali.
beliau mengatakan an-nabiya. disana ada pengikut yang mesipun satu atau dua atau beberapa orang; ini menunjukkan bahwasanya nabi tersebut menyampaikan (berdakwah).
maka ini juga dalil bahwasanya nabi juga diperintahkan untuk tabliq (menyampaikan wahyu)
diantara yang menguatkan bahwasanya nabi ini diutus untuk kaum yang sama didalam masalah tauhid; ketika Allah subhanahu wa Ta’ala menyebutkan bani israil
إِنَّآ أَنزَلْنَا ٱلتَّوْرَىٰةَ فِيهَا هُدًى وَنُورٌ ۚ يَحْكُمُ بِهَا ٱلنَّبِيُّونَ ٱلَّذِينَ أَسْلَمُوا۟ لِلَّذِينَ هَادُوا۟
(Qs. al-Maidah: 44)
sesungguhnya Kami telah menurunkan taurat, didalamnya ada petunjuk dan cahaya. para nabi berhukum dengan taurat tersebut, yaitu para nabi yang mereka أَسۡلَمُواْ (yang beragama islam). mereka berhukum dengan taurat untuk orang-orang yahudi.
taurat diturunkan kepada nabi Musa alaihissalam. anbiyau bani israil, mereka berhukum dengan taurat tersebut untuk yahudi.
dari sisi tauhid, mereka sama dengan para nabi tersebut, akan tetapi mereka memiliki penyimpangan-penyimpangan yang lain.
jadi aslu tauhid ini ada, tapi memiliki penyimpangan-penyimpangan yang lain.
kalau kita lihat, didalam al-Mudatsir, disitu mulai ada perintah untuk berdakwah kepada kaum yang menyelisihi didalam masalah tauhid.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلْمُدَّثِّرُ
tegaklah, ingatkanlah mereka dari kesyirikan
dakwahkanlah kepada tauhid. didalamnya ada dakwah kepada tauhid. didalamnya ada mendakwahi orang-orang yang menyelisihi nabi tersebut didalam tauhid.
diutus kepada kaum yang menyelisihi didalam masalah tauhid. karena didalam kalimat,
قُمْ فَأَنذِرْ
dan juga didalalm kalimat,
قُمْ فَأَنذِرْ
وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ
semua adalah dakwah kepada tauhid.
karena diutus kepada kaum yang menyelisihi didalam masalah tauhid, maka resmilah beliau menjadi seorang rasul.
sehingga ketika beliau mengatakan وأرسل بالمدثر, beliau resmi menjadi seorang rasul ketika diturunkan kepada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam surat al-Mudatsir ayat 1-7.