87: Dalil Wafatnya Rasulullah shallallahu alayhi wa sallam (Bagian 1)
Kemudian beliau menjelaskan tentang, ودينه باقٍ
kemudian mengakhirkan penyebutan dalil wafatnya Nabi shallallahu alayhi wa sallam,
ini yang ingin beliau sebutkan dalilnya, dalil bahwasanya Nabi shallallahu alayhi wa sallam telah meninggal dunia, karena ada sebagian manusia yang mengingkari tentang kematian Nabi shallallahu alayhi wa sallam.
Keyakinan yang shahih, keyakinan yang benar, keyakinan umat Islam yang berdasarkan dalil, baik Al-Qur’an maupun hadist ataupun ijma’ para sahabat menunjukkan bahwasanya Nabi shallallahu alayhi wa sallam telah meninggal, makanya kita harus yakin bahwasanya Beliau meninggal dunia.
Apakah ini bentuk perendahan dan penghinaan kepada Nabi shallallahu alayhi wa sallam?
Justru ini adalah pemuliaan kepada Beliau shallallahu alayhi wa sallam, karena kalau kita meyakini Beliau telah meninggal dunia berarti kita meyakini Al-Quran yang Beliau shallallahu alayhi wa sallam bawa dan Beliau sampaikan kepada kita.
Al-Qur’an mengatakan semua manusia akan meninggal dan Al-Qur’an mengatakan bahwasanya Nabi Muhammad shallallahu alayhi wa sallam akan meninggal dunia.
Makanya ketika kita mengatakan dan membenarkan Beliau shallallahu alayhi wa sallam telah meninggal dunia, berarti kita telah memuliakan dan membenarkan ucapan Beliau shallallahu alayhi wa sallam.
Ijma’ para sahabat menyatakan bahwasanya Beliau shallallahu alayhi wa sallam telah meninggal dunia, dan ijma’ para sahabat ini adalah haq yang wajib kita ikuti dan inilah yang diperintahkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala
dan kalau kita menyelisihi ijma’, sesat, sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala
وَمَن يُشَاقِقِ ٱلرَّسُولَ مِنۢ بَعۡدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ ٱلۡهُدَىٰ وَيَتَّبِعۡ غَيۡرَ سَبِيلِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ
Dan dia mengikuti jalan selain jalannya orang-orang yang beriman.
نُوَلِّهِۦ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصۡلِهِۦ جَهَنَّمَۖ وَسَآءَتۡ مَصِيرًا النساء:115
Maka Kami akan memalingkan dia sesuai dengan keinginan dia.
وَنُصۡلِهِۦ جَهَنَّمَۖ
Dan Kami akan memasukkan dia ke dalam Jahannam dan itu adalah sejelek-jelek tempat kembali.
Para ulama berdalil dengan ayat ini tentang wajibnya mengikuti ijma’.
وَيَتَّبِعۡ غَيۡرَ سَبِيلِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ
Dan menunjukkan tentang haramnya orang yang menyelisihi ijma’, dan ijma’ para sahabat semuanya mengatakan bahwasanya Nabi shallallahu alayhi wa sallam telah meninggal dunia.
Abu Bakar رضي الله عنه ketika meninggal Rasulullah shallallahu alayhi wa sallam dan saat itu ada sebagian sahabat yang tidak percaya dengan kematian Nabi shallallahu alayhi wa sallam, diantaranya adalah Umar رضي الله عنه mengatakan bahwasanya orang yang mengatakan bahwa Muhammad shallallahu alayhi wa sallam meninggal dunia maka aku akan memenggal lehernya.
Disebutkan di dalam Shahih Bukhari saat itu manusia tidak berani berucap di hadapan Umar, meskipun mereka tahu Rasulullah shallallahu alayhi wa sallam sudah meninggal dunia, takut dipenggal lehernya oleh Umar رضي الله عنه.
Abu Bakar yang saat itu baru datang dari luar, melihat manusia berkumpul ada Umar sedang berbicara,
maka Abu Bakar dengan tenang beliau masuk ke dalam rumah Rasulullah shallallahu alayhi wa sallam kemudian beliau membuka wajah Nabi shallallahu alayhi wa sallam dan meyakinkan dirinya bahwasanya Nabi shallallahu alayhi wa sallam telah meninggal,
kemudian beliau mencium bau yang wangi dari Nabi shallallahu alayhi wa sallam dan mengatakan,
طِبْتَ حَيًّا وَمَيِّتًا
Engkau wangi, baik dalam keadaan hidup maupun setelah meninggal.
Ditutup oleh Abu Bakar رضي الله عنه kemudian beliau menuju kepada Umar dan juga manusia, keluarlah beliau dari rumah Aisyah رضي الله عنها putrinya dan Umar saat itu masih berbicara kepada manusia.
فَقَالَ: اجْلِسْ
Maka Abu Bakar berani mengatakan, duduk kamu.
فَأَبَى
Umar tidak mau duduk.
فَقَالَ: اجْلِسْ
Duduk.
فَأَبَى
Dia tidak mau.
Kemudian akhirnya Abu Bakar langsung memulai khutbahnya, memulai penjelasan dari beliau, maka akhirnya manusia condong kepada Abu Bakar.
وَتَرَكُوا عُمَرَ
dan mereka meninggalkan Umar.
فَقَالَ: أَمَّا بَعْدُ
maka beliau mengatakan adapun setelah itu,
فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ يَعْبُدُ مُحَمَّدًا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَإِنَّ مُحَمَّدًا قَدْ مَاتَ
Barang siapa diantara kalian yang menyembah kepada Muhammad shallallahu alayhi wa sallam, ini ucapan yang besar dan ucapan yang muwaffaq dari Abu Bakar As-Siddiq, yang mengetarkan hati manusia saat itu.
Barangsiapa diantara kalian yang menyembah Muhammad shallallahu alayhi wa sallam, ketahuilah bahwasanya Muhammad shallallahu alayhi wa sallam telah meninggal dunia.
وَمَنْ كَانَ يَعْبُدُ اللَّهَ فَإِنَّ اللَّهَ حَيٌّ لاَ يَمُوتُ
Dan barangsiapa yang menyembah kepada Allah subhanahu wa ta’ala, maka Allah subhanahu wa ta’ala Dia-lah yang Maha Hidup dan Allah tidak akan meninggal.
Kalian menyembah Allah subhanahu wa ta’ala atau menyembah Muhammad shallallahu alayhi wa sallam?
kalau menyembah Muhammad shallallahu alayhi wa sallam, Muhammad shallallahu alayhi wa sallam telah meninggal dunia,
tapi kalau menyembah Allah subhanahu wa ta’ala maka Allah, Dia-lah yang Maha Hidup dan Dia tidak akan meninggal dunia. Beliau ingin menjelaskan kepada manusia bahwasanya Muhammad telah meninggal dunia.